Seluruh aktivitas kehumasan dilakukan
dalam suatu rangkaian proses manajemen kehumasan yang dimulai dari tahap
pengidentifikasian masalah dimana melalui tahap ini, para Humas harus memantau
apa saja yang menjadi opini publik terkait dengan aktivitas organisasinya.
Humas akan menggunakan berbagai metode,
seperti halnya seorang peneliti untuk mengetahui isu yang berkembang. Sehingga
berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi humas akan masuk pada tahap
berikutnya yakni tahap perencanaan kegiatan. Dalam tahap ini
akan disusun serangkaian kegiatan yang nantinya bisa dilakukan guna menghadapistakeholders.
Dalam tahap ini pula ditetapkan anggaran yang diperlukan, agar aktivitas yang
dilakukan bisa terselenggara dengan baik.
Tahap perencanaan ini akan
ditindaklanjuti dengan tahap mengkomunikasikan kegiatan. Tahap ini menjadi
semakin penting karena pihak humas harus mampu menentukan media
komunikasi apa yang harus digunakan sesuai dengan target khalayak dan
strategi komunikasi apa yang bisa ditempuh, bagaimana menyusun pesan yang
disampaikan agar bisa dipahami oleh seluruh anggota khalayak.
Tentu saja, proses komunikasi ketika
berhadapan dengan khalayak tidak semata-mata bergantung pada penggunaan media
komunikasi konvensional. Humas pun bisa menggunakan forum komunikasi lainnya:
komunikasi secara tatap muka, atau melalui pertemuan serta sharinginformasi
dalam kelompok-kelompok strategis.
Sementara itu, tahap terakhir dari
seluruh rangkaian kegiatan ini adalah evaluasi kegiatan Humas. Tahap ini
sesungguhnya menjadi suatu hal yang sangat penting karena disini akan dilihat
apakah kegiatan yang diselenggarakan pihak Humas berjalan dengan baik, berhasil
atau tidak, apakah penggunaan media komunikasi atau strategi komunikasinya
berjalan dengan efektif atau tidak. Disini, menjadi penting untuk memahami apa
yang dikenal dengan proses pengukuran kegiatan kehumasan (PR Measurement).
Pengukuran kegiatan kehumasan, kerapkali
kurang mendapatkan perhatian dari para praktisi Humas bahkan ada yang melihat
kegiatan pengukuran hasil merupakan suatu kegiatan yang sangat memakan biaya.
Betapa tidak, kegiatan ini tentu saja membutuhkan anggaran yang besar terutama
untuk melakukan penelitian di lapangan. Alasan lain muncul karena ada semacam
anggapan kegiatan itu cukup merepotkan.
Untuk melakukan kegiatan ini para
praktisi Humas harus membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan metodologi
serta proses analisis data. Anggapan lain pun muncul, bahwa kegiatan komunikasi
kehumasan tidak bisa menunjukkan dampak langsung pada hal-hal yang
berkaitan dengan penjualan sebagaimana yang terjadi pada kegiatan periklanan.
Terlepas dari itu, sesungguhnya proses evaluasi melalui kegiatan pengukuran
tujuannya jauh lebih strategis.
Kegiatan evaluasi kehumasan, sebagaimana
dikatakan Jim Macnamara, untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan
media komunikasi berikut yang tidak kalah penting pula untuk mengetahui dampak
lebih lanjut setelah khalayak mendapatkan informasi melalui media komunikasi yang
digunakan itu. Secara metodologis, proses pengukuran bisa dilakukan
dengan mengukur media melalui metode kuantitatif maupun kualitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar