Senin, 16 Maret 2015

PR Measurement

Seluruh aktivitas kehumasan dilakukan dalam suatu rangkaian proses manajemen kehumasan yang dimulai dari tahap pengidentifikasian masalah dimana melalui tahap ini, para Humas harus memantau apa saja yang menjadi opini publik terkait dengan aktivitas organisasinya. 

Humas akan menggunakan berbagai metode, seperti halnya seorang peneliti untuk mengetahui isu yang berkembang. Sehingga berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi humas akan masuk pada tahap berikutnya yakni tahap perencanaan kegiatan. Dalam tahap ini akan disusun serangkaian kegiatan yang nantinya bisa dilakukan guna menghadapistakeholders. Dalam tahap ini pula ditetapkan anggaran yang diperlukan, agar aktivitas yang dilakukan bisa terselenggara dengan baik.

Tahap perencanaan ini akan ditindaklanjuti dengan tahap mengkomunikasikan kegiatan. Tahap ini menjadi semakin penting karena pihak humas harus mampu menentukan media komunikasi apa yang harus digunakan sesuai dengan target khalayak dan strategi komunikasi apa yang bisa ditempuh, bagaimana menyusun pesan yang disampaikan agar bisa dipahami oleh seluruh anggota khalayak.

Tentu saja, proses komunikasi ketika berhadapan dengan khalayak tidak semata-mata bergantung pada penggunaan media komunikasi konvensional. Humas pun bisa menggunakan forum komunikasi lainnya: komunikasi secara tatap muka, atau melalui pertemuan serta sharinginformasi dalam kelompok-kelompok strategis.

Sementara itu, tahap terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah evaluasi kegiatan Humas. Tahap ini sesungguhnya menjadi suatu hal yang sangat penting karena disini akan dilihat apakah kegiatan yang diselenggarakan pihak Humas berjalan dengan baik, berhasil atau tidak, apakah penggunaan media komunikasi atau strategi komunikasinya berjalan dengan efektif atau tidak. Disini, menjadi penting untuk memahami apa yang dikenal dengan proses pengukuran kegiatan kehumasan (PR Measurement). 

Pengukuran kegiatan kehumasan, kerapkali kurang mendapatkan perhatian dari para praktisi Humas bahkan ada yang melihat kegiatan pengukuran hasil merupakan suatu kegiatan yang sangat memakan biaya. Betapa tidak, kegiatan ini tentu saja membutuhkan anggaran yang besar terutama untuk melakukan penelitian di lapangan. Alasan lain muncul karena ada semacam anggapan kegiatan itu cukup merepotkan.

Untuk melakukan kegiatan ini para praktisi Humas harus membekali diri dengan pengetahuan-pengetahuan metodologi serta proses analisis data. Anggapan lain pun muncul, bahwa kegiatan komunikasi kehumasan tidak bisa menunjukkan dampak langsung pada hal-hal yang berkaitan dengan penjualan sebagaimana yang terjadi pada kegiatan periklanan. Terlepas dari itu, sesungguhnya proses evaluasi melalui kegiatan pengukuran tujuannya jauh lebih strategis.

Kegiatan evaluasi kehumasan, sebagaimana dikatakan Jim Macnamara, untuk mengetahui sejauh mana efektifitas penggunaan media komunikasi berikut yang tidak kalah penting pula untuk mengetahui dampak lebih lanjut setelah khalayak mendapatkan informasi melalui media komunikasi yang digunakan itu.  Secara metodologis, proses pengukuran bisa dilakukan dengan mengukur media melalui metode kuantitatif maupun kualitatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar