MEA 2015 sudah semakin dekat, saat ini Indonesia tidak hanya menghadapi era globalisasi tetapi juga kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta demokratisasi. Tiga hal tersebut menimbulkan beberapa gejala negatif yang patut diwaspadai seperti intoleransi, kekerasan, potensi konflik, loyalitas, primodial, keterbukaan dan dekadensi moral. Selain itu juga muncul ruang publik yang demokratis bahkan cenderung anarkis. Kebebasan sipil, pluralisme dan sistem media yang independen semakin mengemuka. Semua pihak dapat memperbincangkan persoalan publik, tidak ada lagi ruang privat yang bebas dari informasi, semua bisa dipenetrasi begitu juga dengan ruang publik.
Secara
nyata globalisasi sudah berdampak dalam perkembangan dunia public relations di
Tanah Air. Para praktisi public relations harus berjuang ekstra keras dalam
menghadapi praktisi international serta perusahaan konsultan global PR.
Tuntutan akan sebuah perubahan dan dinamiknya, mengharuskan praktisi PR
merespon ekstra cepat akan kompetisi global, baik yang bersifat strategis
maupun teknis. Ritme perubahan kompetisi
yang meningkat dan bergerak begitu cepat akan semakin menyulitkan dan berdampak
bagi praktisi public relations Indonesia, apabila tidak disikapi dengan
peningkatan kompetensi kerja dan profesionalisme.