Rabu, 09 Agustus 2017

Memperkuat Posisi PR Di Indonesia


Tidak sedikit praktisi public relations (PR) yang masih berdebat dengan kalangan akademisi PR, begitupun sebaliknya. Persoalan skill dan kompetensi kehumasan yang dibutuhkan oleh praktisi kadang tidak sinkron dengan kurikulum akademis. Belum lagi teori PR dan komunikasi yang diajarkan di akademik kerap dianggap tidak merepresentasikan kondisi industri yang sangat cepat berubah.

Urgensi mengenai hubungan yang kuat dan mempertemukan akademis dengan praktisi perlu ditingkatkan. Sehingga tercipta ekosistem PR yang mutualisme antara praktisi dan PR. Bagaimanapun juga industri membutuhkan akademik untuk memberikan riset dan kritik untuk kemajuan bersama. Sebaliknya, akademik membutuhkan perkembangan industri terkini untuk dapat diadaptasi di dunia pendidikan PR.

Untuk mewujudkan hubungan yang erat antara praktisi PR & pihak akademis, bisa dilakukan dengan cara "PR back to campus" seperti yang diutarakan oleh Suharjo Nugroho Ketua Bidang Humas APPRI, bahwa alumni-alumni yang telah berhasil dalam bidang kehumasan dapat melakukan "back to campus" dengan memberikan ilmunya sebagai praktisi PR kepada para mahasiswa di kampus yang dulu pernah menjadi tempat kuliahnya. Dengan demikian pihak akademisi dapat mensinkronkan kurikulum akademis dengan kebutuhan di dunia industri, sehingga para lulusannya memiliki skill atau kemampuan yang dibutuhkan ketika masuk dalam dunia industri PR. 

Dalam dunia public relations (PR), trust merupakan elemen penting untuk membangun hubungan yang berkelanjutan. Tanpa trust, pesan-pesan yang disampaikan oleh perusahaan tidak akan efektif. karena trust sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan sebuah korporasi. Karena tanpa rasa kepercayaan antara korporasi atau institusi dengan para stakeholders-nya, segala usaha yang dilakukan oleh korporasi tersebut untuk mencapai target mereka akan menjadi sia-sia.

Dengan skill dan trust yang dimiliki dalam diri seorang PR, maka PR di Indonesia dapat terus berkembang, karena PR baru saja tumbuh sehingga masa depan PR masih sangat panjang. 

sumber : hasil seminar PRMeetup #12 & PRIndonesia Magazine


Tidak ada komentar:

Posting Komentar